Jumat, 12 Agustus 2011

Peranan Musik Untuk Perkembangan Anak


Dalam membesarkan anak, banyak faktor penting yang mendukung perkembangannya. Pola asuh orang tua merupakan faktor utama. Tetapi, faktor luar juga dapat membantu, salah satunya melalui musik.

Banyak penelitian telah dipublikasikan pada beberapa tahun terakhir ini, menguatkan alasan bahwa pelajaran dan Kursus Musik memiliki efek positif terhadap perkembangan otak anak. Maka, akan baik jadinya apabila sejak usia dini, buah hati anda dapat diperkenalkan dengan musik.

Usia yang ideal untuk memulai belajat atau kursus musik antara 3-6 tahun. Usia tersebut merupakan waktu terbaik untuk perkembangan pendengaran. Beranjak ke usia 8-9 tahun, otak kanan dan kiri. Apabila diberikan pendidikan kursus musik sebelum usia 8 tahun, maka dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak.

Musik dipercaya dapat membantu perkembangan mental anak, meningkatkan koordinasi fisik, dan menambah keterampilan berbahasa. Selain itu kursus musik dapat membantu meningkatkan kemampuan matematis dan sosial, melatih daya ingat dan juga kreativitas si buah hati.

Langkah awal untuk mengenalkan musik pada anak dapat berupa mengajak anak untuk mendengarkan musik saat sebelum tidur. Saat tersebut bisa anda pakai dengan memutar kaset atau compact disc (CD) lagu atau musik instrumental yang membuat relaksasi, sembari membaca buku cerita. Kaset untuk anak bisa juga berupa cerita dongeng dilengkapi diiringi bunyi-bunyian dan musik pengiring. Anda pun dapat melatih system motorik si kecil dengan mengajaknya untuk memeragakan cerita yang dibawakan.

Selain melalui pendengaran CD, Anda dapat membawa sang buah hati untuk belajar di tempat kursus musik. Usia dini adalah momen yang baik untuk mengenalkan musik. Kursus musik mempunyai banyak manfaat, mulai dari perkembangan otak hingga mengontrol emosi anak. Manfaat lainnya, meningkatnya kemampuan bersosialisasi diawali dengan interaksi si anak dengan pengajar dan dengan teman-teman di tempat kursus musik.

Hal lain yang didapat dari bermain musik ialah melatih empati dan menumbuhkan musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan gerakan-gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak. Alat musik yang direkomendasikan dipakai untuk usia dini adalah piano dan organ. Dentingan kedua alat musik tersebut bisa merangsang otak anak untuk lebih kreatif. Biola, Drum dan Gitar juga baik untuk dipelajari anak Anda sejak kecil.

foto : Dok Farabi Depok

Selasa, 09 Agustus 2011

YOUR AMPH = YOUR FASHION STATEMENT

Yup, that’s true. Amplifier adalah instrument yang paling lama berdiri di atas panggung, jauh lebih lama dari pada musisinya sendiri. Amplifier itu juga adalah fashion statement karena image player, karakter sound dan karakter bandnya sendiri bisa ditunjukan dari amplifier. Malahan, amplifier juga berfungsi sebagai 1 hal yang jarang orang “notice”… yaitu sebagai dekorasi panggung…hehehhe.
Yngwie J. Malmsteen, gitaris speed metal tercepat ketika manggung bisa kita lihat berdiri didepan speaker Marshall sampai 10 buah… sering juga disebut “wall of marshalls”. Padahal dari sekian banyak, mungkin hanya 3 yang berbunyi. Jimi Hendrix juga bisa kita lihat ketika manggung, dibelakangnya berdiri sekitar 4 – 5 ampli Marshall Plexi. The Beatles bisa kita lihat berdiri di sebelah VOX AC30, Bahkan Brian May bisa kita lihat berdiri dihadapan 9 ampli VOX AC30.
Yang lucu, banyak juga dari player itu hanya membawa case speaker marshall tanpa isi apa-apa hanya untuk dekorasi. 3 buah Marshall Plexi dengan volume crank-up full sudah membuat kuping kita pengang dan kalau dilakukan dengan waktu yang lama, bisa berbahaya. Kebayang kalo 9 ampli dipasang full depan kuping kita…yang bener ajeeee…
Mengutip kata-kata Eka The Brandals “panggung adalah battle ground sebuah band”, semua karakter, personality dan musik dari suatu musisi dibuktikan lewat stage performance. Sekarang kalau kita melakukan ceksound, lalu kita naik ke panggung dengan membawa peralatan, di panggung sudah berdiri hardcase amplifier Mesa Boogie dual rectifier dikunci gembok dengan label “SERINGAI”. Secara tidak langsung, ampli itu meng-intimidasi musisi lain seolah-olah berkata “hey, Seringai is here…watch out!”. Seperti juga kalau kita melihat 3 ampli Orange berdiri diatas panggung, kita bisa tahu kalau NIDJI akan bermain dipanggung yang sama. Seolah genderang perang sudah ditabuh dan amplifier adalah meriam besar.
Selain itu juga, ada indikasi kalau band yang menaruh ampli diatas panggung dan meninggalkannya disana adalah band yang “cukup besar” atau setidaknya memiliki beberapa orang crew yang bisa membantu mengangkat ampli itu. Dengan begitu, prestige dari band itu juga lumayan terangkat dan tidak bisa dianggap “remeh” oleh panitia acara.
Memang, image itu penting bagi sebuah band dan amplifier adalah “bendera pusaka” yang bisa meng-intimidasi lawan.

SEKILAS TENTANG SEKOLAH MUSIK FARABI

Tahun 1979 Roelly Boediono, seorang gitaris klasik yang belajar di Vienna Conservatory dan telah lulus sampai tingkat Master lembali ke Indonesia. Di Jakarta ia mendirikan Lembaga Pendidikan Musik dan Bahasa Farabi. Nama ‘Farabi’ diambil dari nama seorang Filsuf , Cendekiawan dan Seniman/musisi ulung pada abad ke 8 yang menciptakan ‘Al Kitab Al Musiq Qubra’ (kitab Musik Yang Agung) yang sampai sekarang menjadi rujukan Kitab Musik Modern.
Awal tahun 80an, Musisi Jazz Jack Lesmana mendirikan ‘Jack Lesmana Jazz Workshop’ bertempat di Farabi yang dulunya hanya mengajarkan musik klasik. Pada saat itu juga Farabi akhirnya mengkhususkan di bidang musik tidak ada lagi kursus bahasa. Selanjutnya nama workshop berkembang menjadi ‘Jack and Indra Lesmana Jazz Workshop’.
Tahun 1983 – 1986 Murid-murid oom jack banyak sekali dan pada akhirnya menjadi musisi musisi handal misalnya, Riza Arshad, Khrisna Balaghita, Anto Hoed, Dewa Budjana, Gilang Ramadhan. Belum lagi generasi berikutnya seperti Kadek Rihardika, Lian Panggabean, Ridho Slank, Gerry Herb, Taufan Goenarso, Donny Soehendra dll. Pada saat itu Dwiki Dharmawan yang juga satu band dengan Indra Lesmana di Krakatau sangat rajin mengikuti Jack Lesmana Jazz Workshop.
Sepeninggal Oom Jack, kegiatan jazz di Farabi meredup sampai akirnya tahun 1995 Dwiki Dharmawan menghidupkannya kembali. Bahu-membahu didukung oleh Oelle Pattiselanno, Gilang Ramadhan, Pra B Dharma, Indro Hardjodikoro, Anto Hoed, Lian Panggabean, Agam Hamzah, Kadek Rihardika, Harmonianto, Rio Moreno dll kembali Farabi berdiri dan perlahan – lahan kembali menjadi komunitas musik dan jazz yang begitu atraktif di Jakarta.
Dwiki terus mengembangkan ‘Farabi Jazz Forum’ yang kerap diisi oleh narasumber musisi handal dalam dan luar negeri, misalnya Chicago Jazz Quartet, peter Ypma, Carlo Actis Dato, Steve Thornton, Walfredo Reyes Jr, US Navy Band, Rene van Helsdingern, Glenn Dauna, Oelle Pattiselanno, Idang Rasyidi dan lain-lain.
Lembaga Pendidikan Musik Farabi sendiri akhirnya berkembang sampai memiliki 9 Branch yaitu di Bintaro Jaya, Hang Lekir, Bogor, kelapa Gading, Cempaka Mas, Cibubur, Denpasar, Medan dan Depok. Disamping pusatnya di Jl Darmawangsa XI/5. Mottonya adalah “Bakat Saja Tak Cukup (Talent is not enough).
Waktu berjalan 13 tahun Farabi pimpinan Dwiki Dharmawan terus menelorkan dan membina talenta talenta muda Indonesia menjadi musisi professional yang juga berhasil menginjakkan kakinya di dunia industri musik tanah air disisi lain tak lelah terus belajar dan belajar lagi.
Beberapa diantara lulusan Lembaga Pendidikan Musik Farabi yang kemudian saat ini sedang melanjutkan study nya di mancanegara : Pianist Sri Hanuraga (Aga) di Amsterdam School of Music,Double Bassist Indrawan Sinchan di Rotterdam School of Music, Guitarist Robert Mulia Rahardja (Berklee School of Music), Pianist Fransisca (Australian Institute of Music), Bassist Reno (A.I.M) dll.
Sedangkan nama nama beken diantaranya Guitarist Irfan dan Drummer Konde (Samson), Guitarist Ary Pramudito (Tompi/Groovology/Gruvi), Bassist Rishanda (Wong Pitor), Bassist Barry Likumahuwa, Drummer Didi Riyadi (Element), Drummer Brian (Sheila on 7), Drummer Rayendra, Giring (Nidji) yang justru pernah belajar Gitar klasik di Farabi, Adrie (Drummer Nidji), Drummer Alsa (Gita Gutawa Band), Drummer Demas (Kul Kul), Drummer Cilik Rafi yang justru memperdalam Bass dan Saxophone di Farabi, Indra Aziz yang mempelajari Saxophone di Farabi, Drummer gilang (Wayang Band), Vocalist MIKE Idol, Keyboardist Rifat (Maliq D’Essential), Joshua Suherman (Jointside), Band D’Massiv, Band Gruvi , Joy Tobing dan lain-lain
Banyak juga alumni Farabi yang kini lebih dikenal menjadi bintang sinetron, iklan dan selebritis seperti Agnes Monica (belajar violin), Tyas Mirasih (belajar gitar), Acha Septriasa (Belajar Vocal), Allisa Soebandono (belajar violin dan piano), Eva Celia (Belajar piano), Tengku Wishnu (belajar Vocal),Ussy (Vocal)….dan masih banyak yang lain,
Pada Ajang2 Jazz Goes to Campus, Jak Jazz dan JavaJazz hampir pasti ada anak-anak dan alumni Farabi yang tampil dalam berbagai grup mereka sendiri.
Tahun 2008 Farabi mulai masuk di kota depok. Depok di kenal sebagai kota pelajar, terdapat banyak Sekolah bertaraf internasional hingga Perguruan Tinggi ternama seperti: Universitas Indonesia ,Uneversitas Pancasila , Universitas Gunadarma, dll
Farabi depok ber alamat di jalan . M. Yusuf Raya No 14 A Ruko pesona mungil depok. tlp. 021-77824777
Dengan motto Farabi  ” Karena Bakat Saja Tidak lah Cukup