Selasa, 03 Januari 2012

Program Musk LPM Farabi

CLASSICAL MUSIC

Lembaga Musik Farabi, selain memfokuskan program Musik Kontemporer, juga dilengkapi pengajaran yang bermutu jurusan musik klasik untuk siswa semua tingkat dan umur. Program musik klasik Farabi menekankan evolusi potensi individu dengan tujuan ke arah pengembangan apresiasi dan mendukung seni musik secara luas. Program musik klasik Farabi menggunakan metode pengajaran privat yang profesional dan terarah untuk siswa remaja dan dewasa, juga metode Suzuki atau metode pilihan lainnya diterapkan untuk anak-anak pelajar musik piano, biola dan alat-alat musik orkestra lainnya. Sebagai pelengkap workshop musik klasik diadakan secara rutin untuk setiap alat musik. Resital siswa diadakan setiap kenaikan tingkat secara menyeluruh.
Lembaga Pendidikan Musik Farabi memfokuskan siswa pada jurusan performans, atau penampilan pentas di samping kemampuan bermain di dalam kelompok atau ensambel orkestra. Para siswa musik klasik diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat mengasah bakat dan potensi musik untuk dipersiapkan menjadi musisi profesional yang kompeten di bidangnya.
FACULTY MEMBER BIDANG MUSIK KLASIK LPM FARABI
Arly Budiono
Ketua Bidang Klasik dan Ketua jurusan Gitar
Lahir di Jakarta, 3 Januari 1953 menamatkan sekolah di Goethe Institut Muenchen Jerman Barat september 1974 dan dari tahun 1974 sampai tahun 1979 mengenyam pendidikan musik klasik jurusan gitar klasik di Hochschule Fuer Musik und Darstellende Kunst, WINA – AUSTRIA dengan gelar Master of Music. Pengalaman musik : Mengajar Gitar Klasik di Lembaga Pendidikan Musik FARABI sejak tahun 1972 sampai sekarang. Sejak tahun 1989 sebagai Dosen pada FPBS jurusan Musik IKIP Jakarta (sekarang UNJ). Sejak tahun 1984 – sampai sekarang sebagai Anggota Sub – Konsorsium Musik Departemen Pendidikan Nasional, dan sebagai Tim Penguji Ujian Negara bidang musik.
Amir Katamsi
Ketua jurusan Strings
Haruyo Prabowo
Ketua jurusan Piano
Juhad Ansyari
Ketua jurusan Woodwinds & Brass
Setelah menamatkan pendidikan musik di Lyceum Yogyakarta tahun 1985, meneruskan kuliah musik di ISI, selesai pada tahun 1991. Juhad mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi Oboe dan dirigen di Rotterdam Conservatory, Belanda di bawah bimbingan Marten Karres dan lulus pada tahun 1993. Aktif semenjak awal studi musiknya, mengikuti beberapa acara pendidikan seperti Orchestra Workshop di Vienna dengan Wolfgang Poduska dan workshop yang sama di Belanda bersama Arie van Beek. Mewakili Indonesia pada ASEAN Youth Music Workshop di Jakarta dan ditunjuk sebagai principal oboe. Berpengalaman musik pada berbagai pagelaran dan rekaman.
Para Instruktur
* PIANO, GITAR, PERKUSI
* STRINGS (contra bass, cello, viola, violin)
* WOODWINDS (flute, clarinet, oboe, bassoon, saxophone)
* BRASS (trumpet, trombone, french horn)
http://www.farabimusic.com/program/classical-music/


CONTEMPORARY MUSIC

Siswa siswi musisi dilatih untuk dapat mengembangkan penguasaan instrumen musik pilihannya semaksimal mungkin. Calon-calon siswa dievaluasi dari semua aspek musik. Calon siswa yang tidak memenuhi persyaratan program dasar akan ditempatkan pada program persiapan yang diperlukan oleh siswa. Calon siswa yang telah menunjukkan kemampuan penguasaan instrumen musiknya akan diarahkan untuk memilih instruktur privat. Para siswa/siswi akan mendapatkan pelajaran-pelajaran sbb:
* TEORI MUSIK I dan II
* EAR TRAINING I dan II
* SOLFEGIO I dan II
* PROGRAM PIANO I
* ANALISA RITME I
* SIGHT READING INSTRUMEN
* SEJARAH MUSIK KONTEMPORER
* JAZZ IMPROVISASI
* PROGRAM COMBO BAND
* MIDI dan MUSIK DIGITAL
* KOMPOSISI dan ARANSEMEN

http://www.farabimusic.com/program/contemporary-music/

Selasa, 06 September 2011

SEJARAH MUSIK JAZZ

Musik jazz merupakan pertemuan antara musik Eropa dan musik Afrika yang berkembang dari kehidupan masyarakat kulit hitam di Amerika yang tertindas. Kelahiran aliran musik ini dipengaruhi oleh tribal drums, musik gospel, blues dan juga field hollers. Instrumen dasar musik jazz awalnya menggunakan alat-alat musik marching band yang di pakai untuk mengiringi upacara pemakaman warga komunitas Afrika Amerika di New Orleans. Anggota marching band ini sebagian merupakan musisi dalam kelompok-kelompok musik jazz awal yang belajar secara otodidak dan berperan penting pada
awal perkembangan musik jazz

Pada awalnya musik ini identik dengan hal-hal negatif yang berbau seks/ perempuan nakal maupun tempat-tempat hiburan malam sehingga mendapat sebutan "jazz". Sebagian besar musisi jaz awal memainkan musik mereka di berbagai bar dan klub malam di kawasan lokalisasi sekitar Basin Street, New Orleans (Storyville). Tetapi kemudian musik ini menjadi sebuah musik yang baik dalam komposisi maupun improvisasi yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Bahkan saat ini jazz mempunyai kesan eksklusif, berkelas dan terhormat.
 
Musik jazz berawal dari New Orleans dan mendapat pengaruh dari berbagai musik di sana. Sebuah lelucon namun sangat dipercaya adalah bahwa musik jazz memulai masanya setelah seorang pemilik kedai rambut di New Orleans yang bernama Buddy Bolden meniup cornet miliknya, hingga setengah abad kemudian musik jazz memberi banyak kontribusi di dunia musik, di pelajari di berbagai universitas dan akhirnya menjadi salah satu aliran musik yang di perhitungkan.
 
Pada tahun 1919 musisi jazz dari New Orleans yaitu Kid Ory's Original Creole Jazz Band konser di San Fransisco dan Los Angeles, California. Dan pada tahun 1922 mereka menjadi band kulit hitam pertama asal New Orleans yang membuat rekaman. Saat itu jazz sudah mulai populer, berkembang dan mulai dilirik musisi kulit putih. Kolaborasi pertama antara musisi kulit hitam dan kulit putih terjadi pada tahun 1926 saat Jelly Roll Morton melakukan rekaman bersama dengan New Orleans Rhythm Kings. Pada masa yang sama jazz sudah mulai dimainkan dalam format orkestra atau big band, tak hanya dengan band kecil terdiri dari empat atau lima orang saja. Band-band jazz terkenal yang mempengaruhi lahirnya Swing adalah Fletcher Henderson band dan Duke Ellington band di New York serta Earl Hines dari Chicago.
 
Pada awal tahun 1930 sebagian besar kelompok band yang beraliran jazz mulai mengadopsi style swing. Swing adalah aliran jazz yang berkembang pada 1930 dan menjadi aliran tersendiri lima tahun kemudian. Swing menjadi musik paling populer di Amerika pada akhir 1930 hingga akhir1940-an. Popularitas swing menurun karena terjadinya perang dunia II yang mengakibatkan sulitnya mengumpulkan musisi untuk membentuk sebuah big band, biaya tour big band saat itu sangat mahal serta terjadinya aksi mogok serikat musisi pada tahun1942-1948 sehingga tidak ada rekaman resmi yang diproduksi. Swing kemudian berubah menjadi aliran baru yaitu jump blues dan bebop.
 
Sementara itu di gaya jazz eropa mulai berkembang di Perancis dengan munculnya Quintette Du Hot Club De France pada 1934. Legenda gitar Belgia bernama Django Reinhardt mempopulerkan Gypsi jazz (campuran swing Amerika dan musik dansa Perancis di tambah musik rakyat Eropa Timur). Selain itu juga ada latin jazz (kombinasi Afrika, Amerika latin, musik jazz, Harmoni klasik Amerika latin,kepulauan Karibia, Eropa dan Amerika).
Sekitar tahun 1940-an para musisi jazz muda menciptakan gaya musik baru yang berbeda dari gaya musik swing, mereka mengubah jazz dari sekedar musik dansa menjadi musik yang lebih bercita rasa seni dan sedikit rumit. Gaya ini disebut bibop dan merupakan musik untuk didengar bukan untuk berdansa.
 
Pada tahun yang sama para musisi jazz mulai memasukan unsur-unsur ragtime ke dalam berbagai karya mereka. Ragtime adalah aliran musik asli Amerika yang pernah populer antara tahun 1897-1918. Ragtime pada awalnya dimainkan di berbagai bar dan klub malam kelas rendah di St Louis dan New Orleans oleh orang-orang kulit hitam yang tidak memperoleh pekerjaan setelah perbudakan di Amerika Serikat dihapuskan.
 
Pada akhir 1940 hingga 1950-an banyak musisi jazz yang telah pensiun kembali terjun di dunia musik jazz. Mereka memainkan kembali lagu-lagu di masa kejayaannya dahulu yang berbau Dixieland/ Hot jazz/ New Orleans jazz serta mencoba menciptakan lagu baru dengan penampilan inovatif yang disebut progresif dixieland (gabungan melodi tradisional dixieland dengan ritme bebop).
 
Selama perang dunia II banyak musisi jazz dari California yang berkulit putih datang ke New York. Mereka kemudian berbaur dengan para musisi bebop yang sebagian besar berkulit hitam. Maka lahirlah cool jazz yang merupakan gabungan musik jazz California, bebop dan mendapat pengaruh dari permainan saksophone Lester Young yang tenang dan santai. Selanjutnya cool jazz lebih di kenal dengan west coast jazz. Selain berkembang menjadi cool jazz, bebop juga berkembang menjadi hardbop (gabungan rhythm and blues, musik gospel dan blues terutama dalam permainan saksophone dan piano) dan mulai berkembang pada 1950-an.
 
Musik hardbop yang mendapat pengaruh lebih kuat dari blues, gospel dan rhythm and blues, menekankan pada pengulangan groove dan lengkingan melodi, improvisasi lebih sederhana dikenal dengan soul jazz.
Pada era 1950 dan1960-an berkembang musik free jazz yang muncul dari kekecewaan akibat pembatasan musik jazz pada bebop, hardbop dan modal jazz. Sejumlah musisi dengan cara mereka masing-masing mencoba mengembangkan jazz juga mengembalikan jazz pada masa primitif atau kembali ke akar agama musik jazz.
 
Pada era 1960-an munculah jazz fusion yaitu aliran musik gabungan jazz dengan berbagai jenis aliran musik mulai dari yang lembut seperti musik klasik hingga yang keras seperti musik metal. Dalam satu album fusion jazz bisa berisi beraneka ragam jenis musik. Di saat yang sama musisi-musisi rock juga mulai memasukan unsur jazz ke dalam lagu-lagu mereka. Masa keemasan fusion jazz dimulai pada era 1970-an hingga sekarang. Beberapa kelompok jazz yang mengusung genre ini adalah Return to Forever, Weather Report, The Mahavisnu Orchestra, Chick Corea Elektric Band, Tribal Tech dan Miles Davis.

Di Indonesia sendiri musik jazz telah masuk pada era 30-an yaitu di bawa oleh para musisi Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Mereka memainkan musik ini di hotel-hotel besar Indonesia saat itu. Pada tahun 1948 musisi Belanda datang ke Indonesia dan membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal.
 

Jumat, 12 Agustus 2011

Peranan Musik Untuk Perkembangan Anak


Dalam membesarkan anak, banyak faktor penting yang mendukung perkembangannya. Pola asuh orang tua merupakan faktor utama. Tetapi, faktor luar juga dapat membantu, salah satunya melalui musik.

Banyak penelitian telah dipublikasikan pada beberapa tahun terakhir ini, menguatkan alasan bahwa pelajaran dan Kursus Musik memiliki efek positif terhadap perkembangan otak anak. Maka, akan baik jadinya apabila sejak usia dini, buah hati anda dapat diperkenalkan dengan musik.

Usia yang ideal untuk memulai belajat atau kursus musik antara 3-6 tahun. Usia tersebut merupakan waktu terbaik untuk perkembangan pendengaran. Beranjak ke usia 8-9 tahun, otak kanan dan kiri. Apabila diberikan pendidikan kursus musik sebelum usia 8 tahun, maka dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak.

Musik dipercaya dapat membantu perkembangan mental anak, meningkatkan koordinasi fisik, dan menambah keterampilan berbahasa. Selain itu kursus musik dapat membantu meningkatkan kemampuan matematis dan sosial, melatih daya ingat dan juga kreativitas si buah hati.

Langkah awal untuk mengenalkan musik pada anak dapat berupa mengajak anak untuk mendengarkan musik saat sebelum tidur. Saat tersebut bisa anda pakai dengan memutar kaset atau compact disc (CD) lagu atau musik instrumental yang membuat relaksasi, sembari membaca buku cerita. Kaset untuk anak bisa juga berupa cerita dongeng dilengkapi diiringi bunyi-bunyian dan musik pengiring. Anda pun dapat melatih system motorik si kecil dengan mengajaknya untuk memeragakan cerita yang dibawakan.

Selain melalui pendengaran CD, Anda dapat membawa sang buah hati untuk belajar di tempat kursus musik. Usia dini adalah momen yang baik untuk mengenalkan musik. Kursus musik mempunyai banyak manfaat, mulai dari perkembangan otak hingga mengontrol emosi anak. Manfaat lainnya, meningkatnya kemampuan bersosialisasi diawali dengan interaksi si anak dengan pengajar dan dengan teman-teman di tempat kursus musik.

Hal lain yang didapat dari bermain musik ialah melatih empati dan menumbuhkan musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan gerakan-gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak. Alat musik yang direkomendasikan dipakai untuk usia dini adalah piano dan organ. Dentingan kedua alat musik tersebut bisa merangsang otak anak untuk lebih kreatif. Biola, Drum dan Gitar juga baik untuk dipelajari anak Anda sejak kecil.

foto : Dok Farabi Depok

Selasa, 09 Agustus 2011

YOUR AMPH = YOUR FASHION STATEMENT

Yup, that’s true. Amplifier adalah instrument yang paling lama berdiri di atas panggung, jauh lebih lama dari pada musisinya sendiri. Amplifier itu juga adalah fashion statement karena image player, karakter sound dan karakter bandnya sendiri bisa ditunjukan dari amplifier. Malahan, amplifier juga berfungsi sebagai 1 hal yang jarang orang “notice”… yaitu sebagai dekorasi panggung…hehehhe.
Yngwie J. Malmsteen, gitaris speed metal tercepat ketika manggung bisa kita lihat berdiri didepan speaker Marshall sampai 10 buah… sering juga disebut “wall of marshalls”. Padahal dari sekian banyak, mungkin hanya 3 yang berbunyi. Jimi Hendrix juga bisa kita lihat ketika manggung, dibelakangnya berdiri sekitar 4 – 5 ampli Marshall Plexi. The Beatles bisa kita lihat berdiri di sebelah VOX AC30, Bahkan Brian May bisa kita lihat berdiri dihadapan 9 ampli VOX AC30.
Yang lucu, banyak juga dari player itu hanya membawa case speaker marshall tanpa isi apa-apa hanya untuk dekorasi. 3 buah Marshall Plexi dengan volume crank-up full sudah membuat kuping kita pengang dan kalau dilakukan dengan waktu yang lama, bisa berbahaya. Kebayang kalo 9 ampli dipasang full depan kuping kita…yang bener ajeeee…
Mengutip kata-kata Eka The Brandals “panggung adalah battle ground sebuah band”, semua karakter, personality dan musik dari suatu musisi dibuktikan lewat stage performance. Sekarang kalau kita melakukan ceksound, lalu kita naik ke panggung dengan membawa peralatan, di panggung sudah berdiri hardcase amplifier Mesa Boogie dual rectifier dikunci gembok dengan label “SERINGAI”. Secara tidak langsung, ampli itu meng-intimidasi musisi lain seolah-olah berkata “hey, Seringai is here…watch out!”. Seperti juga kalau kita melihat 3 ampli Orange berdiri diatas panggung, kita bisa tahu kalau NIDJI akan bermain dipanggung yang sama. Seolah genderang perang sudah ditabuh dan amplifier adalah meriam besar.
Selain itu juga, ada indikasi kalau band yang menaruh ampli diatas panggung dan meninggalkannya disana adalah band yang “cukup besar” atau setidaknya memiliki beberapa orang crew yang bisa membantu mengangkat ampli itu. Dengan begitu, prestige dari band itu juga lumayan terangkat dan tidak bisa dianggap “remeh” oleh panitia acara.
Memang, image itu penting bagi sebuah band dan amplifier adalah “bendera pusaka” yang bisa meng-intimidasi lawan.

SEKILAS TENTANG SEKOLAH MUSIK FARABI

Tahun 1979 Roelly Boediono, seorang gitaris klasik yang belajar di Vienna Conservatory dan telah lulus sampai tingkat Master lembali ke Indonesia. Di Jakarta ia mendirikan Lembaga Pendidikan Musik dan Bahasa Farabi. Nama ‘Farabi’ diambil dari nama seorang Filsuf , Cendekiawan dan Seniman/musisi ulung pada abad ke 8 yang menciptakan ‘Al Kitab Al Musiq Qubra’ (kitab Musik Yang Agung) yang sampai sekarang menjadi rujukan Kitab Musik Modern.
Awal tahun 80an, Musisi Jazz Jack Lesmana mendirikan ‘Jack Lesmana Jazz Workshop’ bertempat di Farabi yang dulunya hanya mengajarkan musik klasik. Pada saat itu juga Farabi akhirnya mengkhususkan di bidang musik tidak ada lagi kursus bahasa. Selanjutnya nama workshop berkembang menjadi ‘Jack and Indra Lesmana Jazz Workshop’.
Tahun 1983 – 1986 Murid-murid oom jack banyak sekali dan pada akhirnya menjadi musisi musisi handal misalnya, Riza Arshad, Khrisna Balaghita, Anto Hoed, Dewa Budjana, Gilang Ramadhan. Belum lagi generasi berikutnya seperti Kadek Rihardika, Lian Panggabean, Ridho Slank, Gerry Herb, Taufan Goenarso, Donny Soehendra dll. Pada saat itu Dwiki Dharmawan yang juga satu band dengan Indra Lesmana di Krakatau sangat rajin mengikuti Jack Lesmana Jazz Workshop.
Sepeninggal Oom Jack, kegiatan jazz di Farabi meredup sampai akirnya tahun 1995 Dwiki Dharmawan menghidupkannya kembali. Bahu-membahu didukung oleh Oelle Pattiselanno, Gilang Ramadhan, Pra B Dharma, Indro Hardjodikoro, Anto Hoed, Lian Panggabean, Agam Hamzah, Kadek Rihardika, Harmonianto, Rio Moreno dll kembali Farabi berdiri dan perlahan – lahan kembali menjadi komunitas musik dan jazz yang begitu atraktif di Jakarta.
Dwiki terus mengembangkan ‘Farabi Jazz Forum’ yang kerap diisi oleh narasumber musisi handal dalam dan luar negeri, misalnya Chicago Jazz Quartet, peter Ypma, Carlo Actis Dato, Steve Thornton, Walfredo Reyes Jr, US Navy Band, Rene van Helsdingern, Glenn Dauna, Oelle Pattiselanno, Idang Rasyidi dan lain-lain.
Lembaga Pendidikan Musik Farabi sendiri akhirnya berkembang sampai memiliki 9 Branch yaitu di Bintaro Jaya, Hang Lekir, Bogor, kelapa Gading, Cempaka Mas, Cibubur, Denpasar, Medan dan Depok. Disamping pusatnya di Jl Darmawangsa XI/5. Mottonya adalah “Bakat Saja Tak Cukup (Talent is not enough).
Waktu berjalan 13 tahun Farabi pimpinan Dwiki Dharmawan terus menelorkan dan membina talenta talenta muda Indonesia menjadi musisi professional yang juga berhasil menginjakkan kakinya di dunia industri musik tanah air disisi lain tak lelah terus belajar dan belajar lagi.
Beberapa diantara lulusan Lembaga Pendidikan Musik Farabi yang kemudian saat ini sedang melanjutkan study nya di mancanegara : Pianist Sri Hanuraga (Aga) di Amsterdam School of Music,Double Bassist Indrawan Sinchan di Rotterdam School of Music, Guitarist Robert Mulia Rahardja (Berklee School of Music), Pianist Fransisca (Australian Institute of Music), Bassist Reno (A.I.M) dll.
Sedangkan nama nama beken diantaranya Guitarist Irfan dan Drummer Konde (Samson), Guitarist Ary Pramudito (Tompi/Groovology/Gruvi), Bassist Rishanda (Wong Pitor), Bassist Barry Likumahuwa, Drummer Didi Riyadi (Element), Drummer Brian (Sheila on 7), Drummer Rayendra, Giring (Nidji) yang justru pernah belajar Gitar klasik di Farabi, Adrie (Drummer Nidji), Drummer Alsa (Gita Gutawa Band), Drummer Demas (Kul Kul), Drummer Cilik Rafi yang justru memperdalam Bass dan Saxophone di Farabi, Indra Aziz yang mempelajari Saxophone di Farabi, Drummer gilang (Wayang Band), Vocalist MIKE Idol, Keyboardist Rifat (Maliq D’Essential), Joshua Suherman (Jointside), Band D’Massiv, Band Gruvi , Joy Tobing dan lain-lain
Banyak juga alumni Farabi yang kini lebih dikenal menjadi bintang sinetron, iklan dan selebritis seperti Agnes Monica (belajar violin), Tyas Mirasih (belajar gitar), Acha Septriasa (Belajar Vocal), Allisa Soebandono (belajar violin dan piano), Eva Celia (Belajar piano), Tengku Wishnu (belajar Vocal),Ussy (Vocal)….dan masih banyak yang lain,
Pada Ajang2 Jazz Goes to Campus, Jak Jazz dan JavaJazz hampir pasti ada anak-anak dan alumni Farabi yang tampil dalam berbagai grup mereka sendiri.
Tahun 2008 Farabi mulai masuk di kota depok. Depok di kenal sebagai kota pelajar, terdapat banyak Sekolah bertaraf internasional hingga Perguruan Tinggi ternama seperti: Universitas Indonesia ,Uneversitas Pancasila , Universitas Gunadarma, dll
Farabi depok ber alamat di jalan . M. Yusuf Raya No 14 A Ruko pesona mungil depok. tlp. 021-77824777
Dengan motto Farabi  ” Karena Bakat Saja Tidak lah Cukup